Malaysia Ingin Beli Panser Made in Indonesia

Jakarta - Malaysia berkomitmen untuk terus meningkat kerja sama militernya dengan Indonesia. Termasuk untuk melaksanakan rencana pengadaan persenjataan buatan Indonesia bagi Tentera Diraja Malaysia.

Demikian ujar Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono usai mendampingi Presiden SBY menerima Panglima Tentera Malaysia, Jenderal Tan Sri Zulkifelin. Pertemuan berlangsung di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (5/7/2011).

"Tadi disingung soal panser enam kali enam, Malaysia berkeinginan membeli dari kita dan akan dilanjutkan," ujar Agus.

Agenda utama pertemuan, adalah perkenalan diri Jenderal Tan Sri Zulkifelin sebagai Panglima baru militer Malaysia. Peningkatan hubungan militer dua negara yang menjadi penekanan pembicaraan dan tidak ada disinggung tentang masalah perbatasan dua negara.

"Hubungan yang sudah ada ini harus ditingkatkan lagi. Itu yang jadi komitmen bersama, apabila hubungan militer baik tentunya hubungan dua negara akan jadi lebih baik," ujar

Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah di dalam kesempatan terpisah menyatakan bahwa masih ada sejumlah garis batas RI-Malaysia yang masih dalam perundingan. Selama proses perundingan berjalan, tentunya ada saja potensi masalah yang bisa terjadi dan melibatkan personel militer di lapangan.

Namun dengan hubungan yang baik antar pimpinan militer dan politik, diyakini akan mencegah ketegangan. Kerjasama militer yang selama ini terjalin, dinilai mampu meredam ketegangan.

"Dengan komunikasi yang baik antar pimpinan politik dan militer, potensi masalah bisa diredam agar tidak menjadi ekskalasi," ujar Faiz.

Menyinggung keberadaan dua kapal selam baru Malaysia, Faiz nilai tidak memicu perlombaan senjata di ASEAN. Justru adanya penguatan alutsista akan sangat membantu stabilitas keamanan di kawasan.

"Kita tahu membaiknya stabilitas di Selat Malaka juga karena AL Malaysia dan Singapura diperkuat. Yang penting transparansinya dan transparansi di ASEAN sangat baik," ujar Faiz.

(lh/nwk)