Senin, 28 Februari 2011

Mahasiswa UMY Ciptakan Alat Pengukur Karbonmonoksida

Yogyakarta (ANTARA News) - Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Muhammad Syukri menciptakan alat pengukur karbonmonoksida di udara yang dapat diakses melalui telepon seluler.

"Melalui alat itu masyarakat dapat mengetahui tingkat kadar karbonmonoksida (CO) yang ada di udara, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran terhadap pentingnya udara yang bersih," kata Muhammad Syukri di Yogyakarat, Sabtu.

Menurut dia, alat tersebut mampu diakses melalui telepon seluler, sehingga masyarakat yang ingin mengetahui kadar pencemaran gas karbonmonoksida di suatu tempat dapat mengaksesnya. Alat itu juga dapat digunakan lembaga pemerintah untuk memantau tingkat polusi udara.

"Cara kerja alat ini cukup sederhana, yakni diletakkan di tempat yang diduga banyak polusi misalnya ruangan untuk merokok, jalan raya, terminal, garasi, dan tempat parkir. Alat itu sudah dilengkapi sensor, sehingga ketika ada asap atau udara yang mengandung gas karbonmonoksida, langsung akan terdeteksi," katanya.

Selanjutnya sinyal akan diteruskan ke "mikrokontroler", sebuah alat yang digunakan untuk memproses atau mengolah dan mengontrol sinyal masukan. Alat itu kemudian disambungkan dengan sebuah telepon seluler yang berfungsi menerima pesan dan membalas pesan yang masuk.

"Jika ingin mengetahui kadar karbonmonoksida suatu tempat, orang tinggal mengirimkan pesan pendek (sms) dengan format tertentu ke nomor telepon seluler yang telah disambungkan ke alat tersebut," katanya.

Menurut dia, jika ingin mengetahui kadar karbonmonoksida, orang tinggal sms dengan mengetik DT dan dikirimkan ke nomor telepon seluler yang sudah disambungkan, dan pesan tersebut akan masuk dan dibalas oleh alat itu. Misalnya, memperoleh balasan sms kadar CO:25 ppm.

"Saya berharap melalui alat ini akan lebih memudahkan masyarakat yang ingin mengetahui kadar karbonmonoksida di lokasi tertentu tanpa harus menunggu di tempat itu. Tinggal meletakkan alat tersebut, kemudian mengirimkan sms, dan akan diketahui hasilnya," katanya.

Dengan demikian, kata dia, ketika mengetahui tingginya kadar karbonmonoksida akan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya udara bersih, dan bahaya polusi udara.

Ia mengatakan karbonmonoksida berbahaya bagi manusia. Pada kadar 100 hingga 800 part per million (ppm) dapat menyebabkan sakit kepala, rasa mual, dan muntah.

"Pada tingkat yang lebih tinggi dapat menyebabkan ketidaksadaran, kerusakan otak, bahkan kematian. Sifat-sifat itulah yang kemudian menjadikan gas CO dijuluki sebagai pembunuh diam-diam atau `the silent killer`," katanya. (B015/M008/K004)

Minggu, 27 Februari 2011

Tetralogi Laskar Pelangi Telah Diterjemahkan Dalam 18 Bahasa

Andrea Hirata berbahagia karena tetralogi novel Laskar Pelangi-nya sudah diterjemahkan ke dalam 18 bahasa. Bukan hanya itu, permintaan dari penerbit di luar Indonesia untuk menerbitkan tetralogi Laskar Pelangi pun terus berdatangan.
”Penerbit Editora Sextante Ltd dari Brasil akan menerbitkan tetralogi Laskar Pelangi dalam bahasa Portugis dan Spanyol untuk wilayah Brasil, Cile, dan Argentina,” katanya.
Laskar Pelangi juga menjadi referensi kajian World Literature di beberapa universitas di Filipina dan menjadi karya terpilih untuk ditampilkan pada festival buku Brazil Bienal do Livro 2011 karena kualitas penulisan dan kisah yang mewakili kultur Indonesia.
”Saya dijadwalkan presentasi pada festival itu, 1 September nanti,” katanya.
Andrea baru pindah dari Literary Management Arizona, Amerika Serikat, ke Kathleen Anderson Literary Management New York, yang mewakilinya menerbitkan bukunya untuk edisi internasional. Salah satu proyek awal adalah membahas pembuatan ulang film Laskar Pelangi yang akan dibuat Hollywood.
Andrea pun akan menerbitkan novel baru, Ayah. Novel ini aslinya ditulis dalam bahasa Inggris, judulnya Two Trees. Ia menulisnya selama mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, tahun 2010.
(Sumber : Kompas)

Jumat, 25 Februari 2011

Delegasi Parlemen Eropa puji batik Indonesia

JAKARTA: Ketua Delegasi Parlemen Eropa Warner Langen memuji batik sebagai lambang budaya Indonesia yang indah.

Hal ini disampaikannya saat delegasi tersebut mengunjungi proyek kerja sama hasil pendanaan di bawah komponen Uni Eropa Switch Asia Program di Yogyakarta.

“Uni Eropa adalah mitra Indonesia yang memiliki komitmen. Batik merupakan lambang budaya Indonesia yang indah dan saya gembira atas kerja sama kita untuk menumbuhkan usaha produksi yang ramah lingkungan,” kata Warner Langen, Ketua Delegasi, dalam siaran pers yang diterima Bisnis hari ini.

Langen berharap kunjungan yang dilakukan delegasinya ke dua provinsi di Indonesia, yakni DKI Jakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dapat menambah pengetahuannya secara langsung tentang nilai-nilai di Indonesia.

“Saya berharap mendapatkan pengetahuan langsung mengenai dinamika dan keberagaman hubungan antara Uni Eropa dan Indonesia,” kata Langen.
Proyek kerja sama yang dikunjungi itu bertujuan meningkatkan indikator lingkungan dari industri batik dengan mempromosikan proses produksi yang ramah lingkungan, untuk menciptakan konsumen yang sadar lingkungan dan kebijakan lingkungan yang mendukung produksi berkesinambungan UKM batik.

Menurutnya, proyek batik itu menargetkan 600 usaha kecil dan menengah serta pemangku kepentingan lainnya di enam provinsi di Indonesia.

Badan utama yang mengimplementasikan proyek ini adalah Ekonid (Kamar Dagang Indonesia-Jerman) bersama mitra dan asosiasi dari akademisi, kamar dagang, otoritas daerah/nasional, yayasan batik, media dan peritel.

Periode pelaksanaannya dimulai pada Februari 2010 hingga Januari 2014, di mana Uni Eropa memberikan kontribusi 80% dari total biayam yakni sekitar 1,8 juta euro atau sekitar Rp22 miliar.

Selama kunjungan ke dua provinsi itu para delegasi akan menyaksikan seberapa jauh hasil kerja sama antara UE dan RI dalam proyek bantuan dan pembangunan, termasuk usaha rekonstruksi di Yogyakarta pascabencana gempa 2006.

Pada 20 Oktober 2006 Uni Eropa telah memobilisasi bantuan donor sejumlah 78,05 juta euro (sekitar US$95,22 juta/Rp950 miliar) untuk mendukung Pemerintah Indonesia melakukan rekonstruksi, rehabilitasi, dan pemulihan mata pencaharian masyarakat korban gempa di Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.(er)

source ; http://www.bisnis.com/ekonomi/mikro-ukm/13944-delegasi-parlemen-eropa-puji-batik-ri

RI Bergandengan Tangan dengan Malaysia Atasi Masalah Kesehatan

Jakarta, Indonesia dan Malaysia sepakat untuk kompak mengatasi 6 masalah kesehatan yang dialami kedua negara. Kedua negara saling menganggap sebagai mitra terdekat strategis untuk mengatasi masalah kesehatan global.

Menteri Kesehatan RI, dr Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH dan Menteri Kesehatan Malaysia, Dato' Sri Liow Tiong Lai menandatangani joint statement bidang kesehatan disela-sela acara '2nd Senior Official Meeting and 2nd Health Ministerial Meeting on Bilateral Health Cooperation Indonesia and Malaysia' di Hotel Gran Melia, Jakarta, Jumat (25/2/2011).

Ke-6 bidang kesehatan yang disepakati antara kedua negara meliputi:


  1. Pengendalian penyakit menular
  2. Pengobatan tradisional dan komplementer
  3. Pengawasan obat dan produk kosmetik
  4. Food safety and quality control
  5. Peningkatan SDM kesehatan
  6. Penelitian kesehatan. Sedangkan area lainnnya yang akan disepakati bersama oleh kedua pihak

"Malaysia adalah negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Indonesia, yang memiliki hubungan yang erat dan sejarah budaya yang kental serta mayoritas memiliki keyakinan yang sama," jelas Menkes Endang.

Untuk itu, lanjut Menkes Endang, kita perlu selalu bergandengan tangan secara bersama-sama mengatasi berbagai masalah, khususnya di bidang kesehatan.

Menkes menuturkan, pertemuan ini akan dimanfaatkan untuk bertukar informasi tentang masalah dan keberhasilan program kesehatan di 6 enam bidang tersebut.

"Dalam pertemuan ini, kita telah mencapai kesepakatan untuk 6 bidang. Keenam kerjasama ini sangat penting bagi Indonesia dan Malaysia," jelas Dato' Sri Liow Tiong Lai, Menteri Kesehatan Malaysia.

Sebagai tindak lanjut kerjasama, akan dibentuk kelompok kerja di kedua Kementerian. Kedua Kementerian juga sepakat untuk segera menyusun Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama bidang kesehatan antara pemerintah Indonesia dan Malaysia. MoU ini sebagai payung hukum kerjasama kesehatan yang diharapkan dapat selesai dibahas dalam kurun waktu 1 tahun ke depan.

"Kami mengharapkan penguatan kerjasama antara Indonesia dan Malaysia akan makin bermanfaat, tidak hanya untuk kedua negara tetapi juga dapat menjawab dan mengatasi berbagai tantangan global di bidang kesehatan dewasa ini," tutup Menkes Endang.

source : http://health.detik.com/read/2011/02/25/124329/1579131/763/ri-bergandengan-tangan-dengan-malaysia-atasi-masalah-kesehatan?881104755

Sabtu, 19 Februari 2011

Cindelaras

RADEN Putra was the king of Jenggala kingdom. He had a beautiful queen. Besides that, the king also had a beautiful concubine. Unlike the queen, the concubine had bad personalities. She was jealous with the queen, so she planned to make the queen leave the palace. By doing so, she could be the new queen.
The concubine asked the palace healer to help her do the bad plan. They told the king that the queen wanted to poison him. The king was angry. He sent the queen to a jungle. It is the punishment for her. There was one condition that the king did not know, the queen waspregnant.
After several months lived in the jungle, the queen gave birth to a healthy baby boy. She named him Cindelaras. He grew up as a nice, healthy, and handsome young man. One day, while Cindelaras helped her mother to collect some fire woods, an eagle dropped an egg. He took the egg and carefully took care of it.
The egg hatched into a chick and then it became a strong rooster. The rooster had a magical skill. It was very powerful and skilful in fighting with other roosters. Besides that, the rooster could also sing. The song was about Cindelaras and his father, Raden Putra. “My master is Cindelaras. He lives in the jungle. His father is a king. His name is Raden Putra.” The rooster often sang the song.
When Cindelaras first heard that song, he ignored it. However, he could not stand it anymore. He talked to his mother about it. His mother told him the whole story. Cindelaras was very surprised. He decided to go to the palace to meet the king, his father. Cindelaras also brought his rooster to go to the palace.
On the way to go there, he met some people. They asked him to fight his rooster with their roosters. Cindelaras’ rooster won the fight. He won again and again. Cindelaras great rooster was heard by King Raden Putra. So, he invited Cindelaras to the palace to fight his rooster with the king’s rooster.
The king made a bet. If Cindelaras’ rooster won the fight, he would get all king’s jewellery. However, if Cindelaras’s rooster lost, he would be punished in a jail. The two roosters fought bravely. In just few minutes, Cindelaras’ rooster won the fight! Then, the rooster sang the song.
The king was surprised, he asked who Cindelaras was. He then told the king about her mother living in the jungle. Later, the palace healer admitted his mistake. He said that the queen was innocent. She never tried to kill the king. The king was very angry. He ordered the concubine to be sent to jail. The king immediately went to the jungle to pick up his wife. He apologized for sending her to the jungle and made her the queen again. *** 
sorce : http://indonesianfolklore.blogspot.com/2007/12/cindelaras-folklore-from-east-java.html

Kebo Iwa (Bali)

Folklore from Bali

ONCE upon a time in Bali, a man and his wife were praying. They have been married for a long time but did not have any children. They asked God to give them a child. They prayed and prayed.

God finally answered their pray. The wife, then, got pregnant and they had a baby boy. They were very happy.

The baby was extraordinary. He was very much different from other babies. He ate and drank a lot. Day after day he ate more and more. His body was getting bigger and bigger. And by the time he was a teenager, his body was as big as a buffalo. People then started to call him Kebo Iwa.

Because of his eating habit, Kebo Iwa’s parents spent a lot of money to buy his food in large amount. They finally went bankrupt. They gave up and asked the villagers to help them provide the food.

The villagers then worked together to cook and build a big house for Kebo Iwa. He was like a giant. He could not stay in his parents’ house anymore because of his big body. Sadly, after a few months, the villagers also could not afford to cook him the food. They then asked Kebo Iwa to cook his own food. The villagers just prepared the raw materials.

Kebo Iwa agreed and as an expression of his gratitude to the villagers, he built a dam, dug wells, and he also protected the villagers from animals and people who wanted to attack their village. He did those things by himself.

Meanwhile, the troops of Majapahit were planning to attack Bali. They knew about Kebo Iwa. And they also knew that they could not conquer Bali with Kebo Iwa there. Kebo Iwa was more powerful than they were.

Gajah Mada, the Maha Patih (Chief Minister) of Majapahit then planned something. They were pretending to invite Kebo Iwa to Majapahit to help them dig some wells. They said that Majapahit was suffering from a long dry season and needed much water. Kebo Iwa did not know the plan, so he went to Majapahit.

When Kebo Iwa was busy digging a very big well, the troops covered the well. Kebo Iwa had difficulty in breathing and buried alive. He died inside the well.

After the death of Kebo Iwa, Bali was conquered by Majapahit. Until now, people still remember Kebo Iwa because he had done a lot for Majapahit and Bali. The stone head of legendary Kebo Iwa can be found in Pura Gaduh temple in Blahbatuh. ***
 
source : http://indonesianfolklore.blogspot.com/2008/04/kebo-iwa.html

The Legend Of Singaraja

Folklore from Bali

SRI Sagening was the king of Klungkung Kingdom, Bali. He had a lot of wives. His last wife was Ni Luh Pasek. She was the most beautiful wife and that made the other wives were jealous. They often told bad things to the king. Sadly, the king was influenced and he finally asked Ni Luh Pasek to leave the palace. Ni Luh Pasek was very sad, but she had no other choice. She became very sad when she knew that she was pregnant! Ni Luh Pasek arrived at a village. An old man felt very sorry with her condition. His name was Jelantik Bogol. He was a holy man and had supernatural power. He married Ni Luh Pasek. And when the baby was born, Jelantik Bogol named him I Gusti Gede. He loved I gusti Gede just like his own son.

I Gusti Gede grew as a strong man. He also mastered a lot of skills such as martial arts and supernatural power. His step father taught him the skills. One day his step father asked him to go to a jungle in Den Hill. It was the place Ni Luh Pasek was born. Jelantik Bogol asked him to go there to get more supernatural power. Before he left, his step father gave him two weapons, a spear and a keris, it's a traditional wavy double-bladed dagger. I Gusti Gede did it. He went to the Den Hill and meditated. While he was meditating, a spirit of the jungle came to him. The spirit spoke to him.

"You will be a great king. Go to Panumbang beach, help the people there."

I Gusti Gede continued his journey. When he arrived at Panombangan Beach, there was an incident. There was a ship from Bugis sinking at the beach. The people had tried to help, but they did not succeed.

I Gusti Gede wanted to help. He asked the people to stay away from the ship. He prayed and took out hos weapons. Suddenly, two big spirits came out of the spear and the keris.

I Gusti Gede asked the spirits to pull the sinking ships back to sea. The people could not see the spirits. They only saw I Gusti Gede moving his hands. The spirits slowly pulled the ship. In just a minute, a ship just back in the sea. The owner was very happy. He gave some of his wealth to I Gusti Gede. People were amazed with his power. they named him as I Gusti Panji Sakti.

I Gusti Panji Sakti went back to Den Hill. He started to build a village. People came one by one. I Gusti panji Sakti protected them from bad people. Slowly the village became a kingdom. I Gusti Panji Sakti became the king and he named the kingdom as Sukasada.

sukasada became a big kigdom, I Gusti Panji Sakti planned to make another kingdom. He opened up a new area. It was full of buleleng trees. Therefore he named the kingdom as Buleleng Kingdom.

He also build a great palace. People named it Singaraja. Singa means lion and Raja means king. With his power I Gusti Panji Sakti was like a lion. He always protected his people from bad people. While he became a king, Buleleng Kingdom was safe and prosperous. ***

My Nest Is Better Than Yours


This Blog
This Blog
 

Folklore from Riau

A quail and a weaver bird were best friends. Although they were very much different, they always helped each other. They always looked for food together. They met in the morning and looked for food until in the afternoon. At night they separated and went home to their own nest.

It was raining. The quail and the weaver bird were under a big tree. While they were waiting for the rain stop, they were talking about their nests.

"My nest is great. It is very clean and strong. I made it by arranging the old leaves and the twigs. I'm really comfortable living in my nest," said the weaver bird.

"Well, my nest is great. It is also very strong. And I don't have to be bothered making it. I just need to find a big broken tree and I can live there," said the quail.

"But compared to your nest, my nest is better," said the weaver bird.

"I don't think so. My nest is better than yours," said the quail.

They kept arguing. Each of them said to have a better nest. What started as a little argument then turned to almost a fight. To prove whose nest was better, they agreed to stay in their nests.

"Let's stay in my nest tonight. Tomorrow we will stay in your nest," said the weaver bird.

"I agree!" said the quail.

It was a late in the afternoon. The were going to the weaver bird's nest.

The nest was at branch of a tree. It was high. The weaver bird did not have any problem reaching the nest. He was flying and in just a minute he arrived at his nest. Meanwhile the quail had problem arriving at the nest. He could not fly well. Instead, he tried to climb the tree. Finally he succeeded. He arrived at the weaver bird's nest.

The weaver bird and the quail shared the nest. They started to sleep. Suddenly, the rain fell down heavily. The wind was blowing strongly. The branches of the tree were moving back and forth. The The quail was terrified. He was afraid he would fall down.

"Do something! The branch is swinging. I don't want to fall down."

"Don't worry. We are not going to fall down," said the weaver bird calmly.

The weaver bird continued to sleep. However, the quail could not sleep at all. He regretted his decision to spend the night at his friend's nest.

In the morning, they looked for food as usual. And in the afternoon they went to the quail's nest. And when they arrived, the weaver bird was surprised.

"You live here? Under the big broken tree?" asked the weaver bird.

"Yes. And you don't have to worry with the wind. The tree is lying on the ground, so it won't swing."

Later, they started to sleep. Then rain was falling down heavily. Unfortunately, water was slowly approaching the nest. And they were finally wet.

"I'm so cold," said the weaver bird.

"Don't worry, you will dry soon. Let's continue sleeping," said the quail.

In the morning, the weaver bird complained about the quail's nest. The quail also complained about the weaver bird's nest. Then they realized that their life were different. Since then, they never said to have the better nest. ***

source :  http://indonesianfolklore.blogspot.com/

Wayang Orang Indonesia Mendunia

Jakarta - Kesenian wayang orang yang dimainkan oleh kelompok Wayang Orang Indonesia Pusaka mendunia dengan tampil di Opera House di Sidney, Australia, serta dijadwalkan bermain di sejumlah negara di Asia, Eropa, dan Afrika.
Pemerhati budaya, Jaya Suprana setelah mendampingi beberapa anggota kelompok Wayang Orang Indonesia Pusaka bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor presiden, Jakarta, Kamis sore mengatakan, beberapa negara memang tertarik dengan kesenian wayang orang.

Dia menjelaskan, beberapa negara yang sudah mengundang antara lain Jerman, Prancis, Afrika Selatan, dan Singapura.

Jaya menjelaskan, kelompok wayang orang ini akan bisa memenuhi undangan itu jika mendapatkan dukungan dari pemerintah.

"Yang menjadi keterbatasan memang dalam hal dana," katanya.

Pada saat bertemu presiden, Jaya Suprana juga melaporkan bahwa kelompok wayang orang itu sudah tampil di "Opera House" di Sidney, Australia, pada 18 Desember 2010.

Penampilan kelompok wayang orang itu mendapat sambutan meriah dari warga negara Australia dan warga negara Indonesia yang tinggal di negeri kanguru itu.

Saat itu, kelompok Wayang Orang Indonesia Pusaka menampilkan cerita tentang kepahlawanan Gatot Kaca.

Mereka mampu menarik perhatian warga negara Australia karena menyisipkan penggunaan bahasa Inggris saat tampil.

Wayang Orang Indonesia Pusaka berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp110 juta ketika tampil di Sidney.

"Itu kami sumbangkan kepada saudara kita di sekitar Merapi," kata Jaya Suprana.

Sementara itu, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengatakan, pemerintah selalu mendukung misi budaya Indonesia ke luar negeri. Menurut dia, wayang orang adalah seni yang sangat bernilai dan mengandung falsafah hidup yang luar biasa.

"Setiap episode wayang orang itu ada pesan moralnya," kata Jero Wacik.

Saat ini, Jero Wacik sedang mengatur pertemuan antara sejumlah kelompok wayang orang dan presiden. Dia juga mengusahakan agar Wayang Orang Indonesia Pusaka bisa tampil di komplek Istana Kepresidenan.

Kelompok Wayang Orang Indonesia Pusaka sendiri terdiri dari seniman-seniman wayang orang Bharata dan sejumlah pemerhati kesenian lainnya. (F008/A035)
Sumber:
http://www.antaranews.com/berita/246593/wayang-orang-indonesia-mendunia

Pencinta Film Asing di Indonesia Kecewa

Metrotvnews.com, Jakarta: Asosiasi Produsen Film Amerika Serikat (MPA) sudah menyetop kiriman film-film Hollywood ke Indonesia. Alhasil, hampir dipastikan tidak akan ada lagi film-film kaliber dunia yang beredar di bioskop-bioskop di Tanah Air.

Bukan tanpa sebab MPA mengambil kebijakan sepihak. Mereka keberatan dengan peraturan pajak bea masuk atas hak distribusi film impor di Indonesia yang berlaku efektif bulan kemarin. PMA protes dan menilai produk mereka seharusnya bebas bea masuk impor.

Kondisi itu langsung mengundang reaksi dari para pencinta film. Sebagian besar menyayangkan hal tersebut. Alasannya film asing, khususnya produksi Hollywood, dinilai sangat bagus kualitasnya, baik dari alur cerita hingga penggarapannya. Keberadaan film asing pun bisa dijadikan pembelajaran bagi para sineas-sineas lokal untuk meningkatkan mutu film garapannya.

Sutradara Aditya Gumay termasuk yang menyayangkan dengan adanya keputusan pihak MPA. Pencinta film di Indonesia membutuhkan tontonan-tontonan menarik yang bisa dijadikan referensi bagi perfilm-an lokal. Sementara warga pencinta film asing lainnya berharap keputusan itu segera bisa diubah.

Namun tak sedikit warga yang mendukung kondisi tersebut. Dengan terbendungnya film asing, diharapkan bisa memacu para seniman-seniman film lokal untuk membuat karya lebih bagus dan bisa dijadikan kebanggaan bagi masyarakat Indonesia.(DSY)

Senin, 07 Februari 2011

Gong Perdamaian Nusantara Diarak Keliling

Kupang - Gong Perdamaian Nusantara (GPN) diarak keliling oleh berbagai etnis masyarakat dalam Kota Kupang Nusa Tenggara Timur untuk selanjutnya dipasang secara permanen di Taman Nostalgia, Jalan El-Tari II Kota Kupang.
Wakil Walikota Kupang Daniel Hurek di sela-sela kegiatan itu di Kupang, Minggu, mengatakan GPN yang sebelumnya telah diserahterimakan secara adat di Jepara Jawa Tengah Rabu (26/1/11) itu akan diresmikan pada 9 Februari 2011 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Gong Perdamaian Nusantara merupakan bagian dari Komite Gong Perdamaian Dunia.
"Terpilihnya Kota Kupang sebagai kota tempat pemasangan GPN selain di Jogya, Bali dan Ambon karena dari aspek sosial budaya Kota Kupang merupakan kota multi etnik dan multikultur. Kota Kupang selain mempunyai potensi pembangunan, juga mempunyai dampak kompleksitas," katanya.
Karena itu, katanya, kehadiran GPN di kota Kupang merupakan pesan kepada semua pihak untuk perdamaian. "Damai itu merupakan sebuah hasil perjuangan yang membutuhkan pengorbanan dan memakan waktu yang lama," katanya.
Damai ini juga katanya merupakan sebuah kekuatan untuk membangun kota. Karena itu pihak pemerintah setempat berterimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam upaya menciptakan dan menjaga perdamaian dalam proses pembangunan masyarakat yang merupakan gabungan dari berbagai etnis yang salam ini hidup rukun dan damai.
Seperti disaksikan, perarakan dimulai pukul 14.00 Wita, dengan titik start halaman Kantor Walikota Kupang. Selesai diarak, gong perdamaian dipancang pada tugunya yang sudah dibangun di Taman Nostalgia.
Adapun rute perarakan, Kantor Walikota Kupang - Jalan SK Lerik- Jalan El Tari 2 - Jalan Adisucipto- Jalan Timor Raya- Jalan Ahmad Yani- Jalan Mohamad Hatta-Jalan Soeharto-Jalan Amabi- Jalan WJ Lalamentik-Bundaran Kantor Gubernur NTT-Jalan El Tari 1 belok depan Gereja Anugrah-Jalan El Tari 1- Jalan El Tari 2 - Patung Kirab Remaja dan berakhir di Taman Nostalgia.
Gong perdamaian merupakan karya besar legendaris sepanjang zaman. Gong tersebut terbuat dari campuran kuningan (bronze) dan perunggu.
Menurut Wakil Walikota Hurek, gong perdamaian terdiri dari beberapa bagian, diantaranya lingkaran luar, lingkaran tengah dan lingkaran isi.
"Lingkaran luar menampilkan logo dari 444 kabupaten/kota di Indonesia. Lingkaran tengah berisi logo 33 propinsi di Indonesia," katanya.
Sementara lingkaran dalam katanya terdapat tulisan Gong Perdamaian Nusantara, sepasang bunga pada bagian kiri-kanan dengan tulisan "Sarana Persaudaraan dan Pemersatu Bangsa Indonesia." Lingkaran isi berisi simbol lima agama yang diakui bangsa Indonesia dan lingkaran puncak terdapat peta NKRI.
"Loga daerah Kota Kupang ditempatkan di bagian atas tengah dan ukurannya lebih besar dari logo daerah lainnya," katanya.
Penyerahan gong perdamaian kepada pemerintah Kota Kupang oleh Komite Perdamaian Dunai di Desa Pakis Aji, Kecamatan Plajan, Kabupaten Jepara, Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 26 Januari 2011. Sehari setelah itu, gong perdamian tiba di Kota Kupang.
Gong Perdamaian Nusantara telah tiba di Kupang pada Kamis, 27 Januari 2011 yang dibawa oleh pesawat Hercules milik TNI AU.
Kedatangan Gong ini diawali dengan keberangkatan rombongan penjemput Gong dari Kupang menuju Kabupaten Jepara Jateng.
Walikota Kupang Daniel Adoe bersama Muspida Kota Kupang dan 6 (enam) orang tokoh masyarakat yang mewakili 6 suku di NTT berangkat ke Kabupaten Jepara-Jateng. Rombongan Walikota ini adalah untuk menjemput dan mengikuti prosesi serah -terima Gong Perdamaian Nusantara (GPN) di Kab. Jepara-Jawa Tengah.
Serah terima GPN ini diadakan pada Rabu (26/1/11) dihadiri oleh Presiden Perdamaian Dunia, Ketua Umum Forum - RI.1, Bupati Jepara Drs. H. Hendromartojo, MM, Walikota Kupang dan rombongan serta pihak-pihak terkait di Jepara. (T.B017/E001)

Sumber:
http://www.antaranews.com/berita/244929/gong-perdamaian-nusantara-diarak-keliling

Malaysia Suka Produk Jamu Indonesia

Kuala Lumpur, (tvOne)
Peminat produk jamu buatan Indonesia di negeri jiran Malaysia terus meningkat baik dari kalangan bawah, menengah maupun atas karena dinilai berkhasiat bagus untuk kesehatan, harga kompetitif serta kian mudah untuk dikonsumsi para penggunanya. "Masyarakat Malaysia sudah semakin akrab dengan produk jamu buatan Indonesia," kata Direktur Utama PT Sari Sihat (M) Sdn Bhd, Soepie Haji Ali, selaku distributor utama Jamu Air Mancur saat dihubungi di Kuala Lumpur, Senin (7/2).
khususnya dari kalangan menengah ke atas semakin tertarik terhadap produk resep tradisional tersebut karena mengikuti perkembangan teknologi sehingga kian mudah untuk dikonsumsi.  "Konsumen semakin banyak pilihan dalam mengonsumsi jamu yang mereka sukai. Mau minum dalam bentuk cair, serbuk, kaplet ataupun tablet. Jadi, konsumen tinggal pilih yang disukai," kata Soepie dengan menjelaskan Air Mancur sudah masuk ke Malaysia sejak 1980.

Sepertinya, lanjut dia, animo masyarakat Malaysia terhadap produk-produk alamiah semakin tinggi termasuk untuk perawatan kesehatan bagi ibu-ibu baik sebelum dan setelah persalinan serta kesehatan untuk para bayinya. "Permintaan untuk pil bersalin ataupun minyak telon untuk bayi terus meningkat," kata Direktur Pemasaran PT Sari Sihat, Kandi Rahayu Asih dengan menyebutkan bahwa saat ini produk air mancur sudah meluas hingga ke seluruh wilayah Malaysia.

Di Kuala Lumpur, khususnya di kawasan Chow Kit, banyak terdapat kedai-kedai yang menyediakan aneka produk jamu termasuk yang diproduksi oleh sejumlah perusahaan jamu di Indonesia. Bahkan di sebagian kedai tersebut juga menyediakan tempat untuk bisa langsung minum jamu. "Biasanya orang Indonesia ataupun Malaysia yang minum di sini, jamunya dicampur dengan telor dan madu," kata Siti, penjaga sebuah kedai di kawasan Chow Kit.

Dikatakannya, saat ini, aneka produk Air Mancur yang telah diluluskan oleh Kementerian Kesehatan Malaysia mencapai 35 jenis dan diharapkan jumlahnya terus bertambah. "Kami punya 100 jenis produk dan baru 35 jenis yang diluluskan. Ke depan kami berharap semakin banyak jenis yang diluluskan oleh pemerintah Malaysia untuk diedarkan di negeri ini," ungkapnya.

Sementara itu, jumlah ekspor aneka produk jamu Air Mancur tiap bulannya mencapai satu kontainer dengan nilai sekitar Rp1,5 miliar. "Jika melihat perkembangan permintaan konsumen baik dari masyarakat Malaysia ataupun dari warga Indonesia yang bekerja di sini, kami berharap jumlah dan nilai penjualannya bisa ditingkatkan," kata Kandi. (Ant)

source : tvone.co.id

Jumat, 04 Februari 2011

Lutung Kasarung (English Version)

PRABU Tapa Agung was an old king. He had two daughters, Purbararang and Purbasari. Prabu Tapa Agung planned to retire as a king. He wanted Purbasari to replace him as the leader of the kingdom.
Hearing this, Purbararang was angry. "You cannot ask her to be the queen, Father. I'm older than she is. It's supposed to be me, not her!" said Purbararang. But the king still chose Purbasari to be the next queen. Purbararang then set a bad plan with her fiance, Indrajaya. Together they went to a witch and asked her to put a spell on Purbasari. Later, Purbasari had bad skin. There were black dots all over her body. "You are not as beautiful as I am. You cannot be the queen. Instead, you have to leave this palace and stay in a jungle," said Purbararang. Purbasari was very sad. Now she had to stay in the jungle. Everyday she spent her time playing with some animals there.
There was one monkey that always tried to cheer her up. It was not just an ordinary monkey, he had magical power. And he also could talk with humans. The monkey's name was Lutung Kasarung. He was actually a god. His name was Sanghyang Gurumina.

Lutung Kasarung planned to help Purbasari. He made a small lake and asked her to take a bath there. Amazingly, her bad skin was cured. Now she got her beautiful skin back. After that, she asked Lutung Kasarung to accompany her to go back to the palace.

Purbararang was very shocked. She knew she had to come up with another bad idea. She then said, "Those who have longer hair will be the queen." The king then measured his daughters' hair. Purbasari had longer hair. But Purbararang did not give up. "A queen must have a handsome husband. If my fiance is more handsome than yours, then I will be the queen," said Purbararang.

Purbasari was sad. She knew Purbararang's fiance, Indrajaya, was handsome. And she did not have a fiance yet. "Here is my fiancé, Indrajaya. Where is yours?" asked Purbararang. Lutung Kasarung came forward. Purbararang was laughing very hard. "Your fiance is a monkey, ha ha ha." Suddenly, Lutung Kasarung changed into a very a handsome man. He was even more handsome than Indrajaya.

Purbasari then became the queen. She forgave Purbararang and her fiance and let them stay in the palace.

Petani dan Patung Landak (English Version)

IT was a very hot day. A farmer was working on his field. He was there for several hours. He was very tired and wanted to get some rest. Just before he found a nice place to rest, he saw something very shiny.

He came to the shiny object and took it. It was a hedgehog statue. It was very beautiful. Its eyes were made of diamond. Those were the shiny objects he saw. The farmer then brought the statue home. He wanted to show it to his wife. His wife was so happy. They were so poor and planned to sell the statue.

At night, the farmer had a dream. A giant hedgehog came to him. He said, “Please let me stay in your home. As a return, I will give you everything you want. Just caress the statue’s head and say the prayer. There are two kinds of prayers, one is to start your wish and the second is to stop your wish. Now memorize the prayers.”

The farmer told his wife about his dream. They really wanted to prove it. The farmer slowly caressed the statue's head. He said the prayer and asked for rice. Suddenly, a magic thing happened. Rice came out of the mouth of the statue. The rice kept on coming out from the statue's mouth.

The farmer immediately said the prayer to stop it. It worked! The rice then stopped coming out from the statue's mouth. Now the farmer mentioned other things, they were jewelery and other stuffs they needed. In just a moment, the farmer and his wife became very rich.

They then shared their materials with the neighbors. There was one neighbor who was very jealous. He was actually a thief! He wanted to know how the poor farmers became rich. After the thief found out, he stole the magic hedgehog statue.

He immediately took it and ran away. He was very tired from running and was very thirsty. He wanted to get some water from the statue. He said the prayer. His wish came true. Water came out of the statue’s mouth.

The thief was so happy. He drank and drank the water. He wanted to stop drinking but he did not know how to stop the water. He forgot the prayer to stop the wish. Water kept on coming out. He did not know what to do. He was really panic. He asked for help. People who saw the incident were really scared. They ran away to avoid the water. More and more water surrounded him.

Slowly, it became a small pond. Water flowed on the ground. It became a river. People then named the river as Hedgehog River or Sungai Landak. ***

Indonesian Folklore Thumbnails

Pencarian

free counters

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...