Arsip Blog

Rabu, 20 Juli 2011

Indonesia Berpotensi Jadi 'Macan Asia'

Bangkok - Meskipun gagal jadi juara, penampilan tim Yamaha Indonesia U-13 di ajang Yamaha ASEAN Cup 2011 terlihat menjanjikan. Jika bisa kemampuan mereka bisa ditingkatkan lagi, bukan mustahil Indonesia bisa menjadi macan Asia.

Setelah beberapa waktu mencari bakat dari puluhan daerah di seluruh penjuru Tanah Air, 18 anak terpilih masuk ke dalam tim Yamaha Indonesia. Mereka diberangkatkan ke Bangkok, Thailand, untuk berlaga di kejuaraan Yamaha ASEAN Cup edisi ketiga.

Di awal turnamen Indonesia sudah tampil maksimal. Walau mempertunjukkan permainan menyerang atraktif dengan aliran bola dari kaki ke kaki, pasukan "Garuda Cilik" gagal memanfaatkan sejumlah peluang yang tercipta sehingga cuma bermain seri tanpa gol di partai pertamanya melawan tim Thailand II.

Performa Indonesia lantas membaik di laga-laga selanjutnya. Skuad yang dibesut oleh Rohmat Namung ini melumat Malaysia empat gol tanpa balas untuk memastikan lolos ke semifinal dan juara Grup B dan terhindar dari tim Thailand I.

Vietnam, lawan di semifinal, dengan tanpa kesulitan berarti ditundukkan oleh Indonesia juga dengan skor 4-0 dalam laga "bersambung" yang dilakoni sampai dua kali; sempat ditunda akibat hujan deras.

Peluang mempertahankan juara ada di depan mata seiring dengan keberhasilan tim Indonesia maju ke final. Namun, harapan tersebut tak dapat terwujud setelah takluk 1-2 oleh tim tuan rumah Thailand I.

Indonesia memiliki barisan pertahanan yang cukup bagus. Si bawah komando sang kapten, Muliadi Mastari Sumule dan Panggih Prio Sembodo di bawah mistar gawang, Indonesia menjadi salah satu tim paling sedikit kebobolan (dua gol) di turnamen ini.

Lini tengah menjadi kekuatan utama Indonesia. Dandi Usman Kahar, Andi Abdul Aziz Zulfikar, Reva Adi Utama dan Aldo Prasetyo menjadi nyawa permainan tim. Terbukti dari mayoritas gol tim terlahir dari para pemain ini.

Aldo jadi pemain yang paling bersinar kali ini. Remaja 13 tahun asal Padang, Sumatera Barat, itu memainkan peran krusial dan sukses mencetak dua gol dan beberapa assist.

Satu gol yang paling diingat adalah gol jarak sangat jauh; hampir setengah lapangan, yang menjebol gawang Thailand I di laga final. Sayang sekali, Aldo justru tak berhasil masuk ke jajaran Best XI Players of the Tournament.

Barang kali lini depan menjadi sektor yang harus segera ditingkatkan kualitasnya. Duet Febriza Nazri dengan Muhmmad Daffa sering kurang memberikan ancaman berarti buat tim lawan.

Akan tetapi di atas semua itu, Indonesia telah berhasil memenuhi espektasi. Dengan skuad yang tak sebagus tahun lalu--juara ASEAN Cup 2010--Indonesia mampu mengulang sukses tampil di laga final.

"Tim ini tak sebagus dengan tim yang jadi juara pada tahun lalu. Tapi mereka berhasil masuk final itu sudah bagus," sahut pelatih Rohmat.

Kegagalan kali ini tak perlu disesali karena ini menandakan dominasi Indonesia dalam tiga edisi turnamen Yamaha ASEAN Cup digelar. Setelah gagal di 2009, Indonesia dua kali sukses maju ke final dan satu berakhir dengan gelar juara.


( rin / a2s )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thanks for comment

Pencarian

free counters

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...