INILAH.COM, Jakarta - Lembaga pemeringkat S&P menaikkan peringkat utang Indonesia dari BB menjadi BB+ dengan outlook positif memberikan dampak positif ke pasar modal dan foreign direct investment (FDI) ke Indonesia.
Pengamat ekonomi MochDoddy mengatakan, lembaga pemeringkat S&P menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi BB+ dengan outlook positif sehingga diharapkan Indonesia tak lama lagi akan mendapatkan peringkat investment grade.
Pengamat ekonomi MochDoddy mengatakan, lembaga pemeringkat S&P menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi BB+ dengan outlook positif sehingga diharapkan Indonesia tak lama lagi akan mendapatkan peringkat investment grade.
Dengan outlook positif, S&P dapat menaikkan peringkat utang Indonesia dalam waktu 6 bulan-12 bulan mendatang. "Outlook positif itu juga yang menjadi terpenting sehingga ada kenaikan rating bagi Indonesia menuju investment grade dalam waktu 6 bulan hingga 12 bulan mendatang," kata Doddy, saat dihubungiINILAH.COM, Sabtu (9/4).
Doddy menuturkan, kenaikan peringkat ini membuat persepsi investor terhadap Indonesia menjadi baik. Kenaikan peringkat dari BB menjadi BB+ oleh S&P akan baik bagi pasar modal dan sektor riil. Aliran dana asing pun diperkirakan akan terus masuk ke Indonesia. "Diharapkan dana asing tidak hanya ke portofolio investment tetapi juga foreign direct investment," tutur Doddy.
Menurut Doddy, S&P masih melihat masalah infrastruktur, birokrasi rumit dalam mengurus ijin dan korupsi menjadi sisi negatif Indonesia. Sedangkan ancaman inflasi tidak terlalu dikhawatirkan. Doddy menilai, stabilitas politik dan makro ekonomi baik menjadi pertimbangan S&P menaikkan peringkat utang Indonesia.
Doddy menuturkan, kenaikan peringkat ini membuat persepsi investor terhadap Indonesia menjadi baik. Kenaikan peringkat dari BB menjadi BB+ oleh S&P akan baik bagi pasar modal dan sektor riil. Aliran dana asing pun diperkirakan akan terus masuk ke Indonesia. "Diharapkan dana asing tidak hanya ke portofolio investment tetapi juga foreign direct investment," tutur Doddy.
Menurut Doddy, S&P masih melihat masalah infrastruktur, birokrasi rumit dalam mengurus ijin dan korupsi menjadi sisi negatif Indonesia. Sedangkan ancaman inflasi tidak terlalu dikhawatirkan. Doddy menilai, stabilitas politik dan makro ekonomi baik menjadi pertimbangan S&P menaikkan peringkat utang Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thanks for comment