Arsip Blog

Selasa, 07 Juni 2011

Korean Idols Music Concert Hosted in Indonesia 2011 bagian dua

KIMCHI (Korean Idols Music Concert Hosted in Indonesia) 2011 untuk memuaskan sebagian hasrat para fans K-POP di Indonesia. Konser ‘keroyokkan’ ini, diisi oleh 4 group Korea mulai dari yang terbaru hingga yang teranyar, dan 1 penyanyi solo yang juga merupakan salah satu personel group di Korea. 

Pengisi acara berikutnya mungkin terasa spesial, karena dia merupakan satu-satunya penyanyi solo yang tampil pada konser kali ini, sehingga membuat MC menahan Girl’s Day di panggung untuk memperkenalkan pengisi acara berikutnya. Atau mungkin karena kepribadiannya dan termasuk kru yang turut datang bersamanya yang begitu ramah menyapa penggemar (beberapa member forum lautanindonesia.com mengaku disapa oleh kru yang datang bersamanya dan dengan antusias memperkenalkan diri sebagai manajernya) sehingga membuat sebagian besar penonton meneriakkan namanya :

PARK JUNG MIN
 Berusaha mempertahankan gelar Sexy Charisma, walau dia tidak sedang bernyanyi bersama grupnya SS501, Park Jung Min menggebrak dengan opening yang paling dramatis malam itu. Saat alunan biola di single Not Alone melantun,  seorang penari pun memperlihatkan keahliannya ‘mencampur’ tari kontemporer dengan seni bela diri. Sayangnya entah mengapa, Park Jung Min memilih untuk melantunkan singlenya kali ini dengan lipsync.

Memakai kostum panggung jaket berbahan lace berwarna emas , kemeja hitam dan dasi merah, Park Jung Min membawakan lagu keduanya Do You Know yang bernada balad setelah menukarkan micnya dan menyanyikan lagu tersebut secara langsung.

Mungkin karena faktor jam terbang dibanding pengisi acara sebelumnya, atau mungkin juga faktor dia adalah penyanyi solo, atau mungkin juga karena faktor kepribadiannya yang tulus, namun Park Jung Min sangat tahu bagaimana memanjakan penonton. Setiap geraknya dipanggung, dilakukan dengan tulus, pun saat dia menari. Setiap gerak dalam koreonya tampaknya sudah cukup menyatu dengan kepribadiannya, membuat geraknya yang smooth semakin enak untuk dilihat dan penonton melupakan nada-nada yang terkadang off pitch.

Tak lupa menjembatani kendala bahasa dengan mengucapkan “Aku cinta kalian” dari atas panggung, Park termasuk pengisi acara yang memang sudah mempersiapkan untuk memanjakan para penonton dengan celetukkan-celetukkan berbahasa Indonesia. Apalagi suaranya dikala berbicara berkesan empuk nan berat,  lebih indah dibanding dia bernyanyi. Sehingga walau banyak diantara penonton yang tak mengerti ucapan Park Jung Min, namun mata mereka tak lepas sambil melemparkan senyum seakan mengerti setiap kata yang diucapkan.

Momen paling ajaib malam itu yang diciptakan Park Jung Min mungkin dikala ia menyanyikan lagu Everyday Is Christmas. Sebagian penonton seakan merasakan ‘kehangatan’ yang ditawarkan oleh suara Park dikala musim dingin melanda, karena Park mungkin menganggap semua penonton yang hadir malam itu adalah pacarnya. Dan ia tak ragu sedikit pun menghampiri penonton untuk sekedar tersenyum, bersalaman, atau pun mengambil souvenir.

Sayangnya lagu terakhir bertempo upbeat berjudul Go Go, yang konon pertama kalinya didengarkan di Indonesia,  kembali dibawakan lipsync. Seorang penari wanita berdress merah pun menemani Park menari. Sayangna, nuansa seksi yang dibawakan oleh wanita tersebut, terasa hambar karena rambutnya hanya dikuncir. Mungkinkah dia lupa membawa pengeriting rambut?

SUPER JUNIOR

Penampilan yang paling ditunggu oleh penonton malam itu pastinya Super Junior, karena sebagian besar penonton yang datang adalah E.L.F (Everlasting Friends, sebutan untuk penggemar Super Junior, harap jangan tertukar dengan merk makeup Eyes Lips Face) yang terlihat berusaha menjadikan Istora Senayan lautan biru (dan pemandangan tersebut terlihat di tribun 2).

Penampilan mereka diawali dengan video permintaan maaf dari salah satu anggota, Choi Siwon,  tidak bisa hadir karena jadwal konser malam itu berbenturan dengan syuting serial yang paling mengglobalisasi (pemain Korea, bermain di serial Taiwan yang ceritanya diangkat dari komik Jepang berjudul Skip Beat). Untungnya, sesama pemain serial tersebut yang juga anggota Super Junior, Donghae, tetap bisa tampil malam itu.

Menggebrak penonton dengan lagu Bonamana yang dibawakan playback , membuat seluruh istora yang isinya sebagian besar perempuan, berteriak kencang. Namun jangan salah, seorang pria yang berdiri sebelah sayapun ikut berteriak dengan membahana.

Mungkin Super Junior, yang secara umur sudah tidak junior lagi, bukanlah penari terbaik dibanding idol Korea lain. Tapi mereka dapat memadukan kepribadian mereka yang unik setiap personilnya, dengan koreo mereka. Perfomance mereka ini yang membuat Super Junior sangat dicintai dan menjadikan mereka idol papan atas.

Alasan lainnya mereka sangat dicintai? Lee Teuk, sang leader. Kepribadiannya yang ramah dan sopan namun pecicilan, memporak-porandakkan panggung dan membuat penonton menjerit karena kelakuannya. Tak percaya? Pada lagu kedua, No Other, di tengah bridge, Lee Teuk berteriak “Assalamualikum” yang hampir membuat Istora Senayan berguncang. Belum lagi celetukan nakal lainnya seperti “Aku suka Indonesia gadis”

Memperkenalkan 2 anggota lainnya yang tidak ikut menyanyi kedua lagu sebelumnya, Zhoumin dan Henry, para penonton sudah bisa menebak yang akan tampil. Super Junior M, subunit yang fokus untuk menembus pasar musik Cina. Sayangnya, di dua lagu yang Super Junior M sajikan berjudul Perfection dan Super Girl, mereka bawakan dengan lipsync. Apalagi dengan kekurangan soundsystem malam itu, suara mereka saat menyanyi menjadi sember.

Untungnya Super Junior T, sub unit yang beraliran Trot, menyanyikan lagu Rokuko dengan live, dan diselingi tingkah polah jenaka menggoda penonton di tiap sudut.

Penampilan mereka pun ditutup dengan single anyar mereka, Sorry Sorry yang seakan ingin menghaturkan permintaan maaf karena konser akan segera berakhir.

Tapi pesona merkea tak berhenti disana. Super Junior kembali mencuri momen di akhir pertunjukkan saat semua pengisi acara keluar dengan klisenya diiringi lagu Heal The World oleh paduan suara anak-anak. Saat hampir semua pengisi acara keluar panggung, Lee Teuk memanggil sebagian anggota Super Junior, dan menhampiri tiap sudut panggung, dan kemudian membungkuk memberi hormat kepada penonton dan mengucapkan terimakasih.

 Dengan demikian selesai sudah pertunjukkan malam itu. Penulis masih berasa belum puas. Dari segi pertunjukkan, penulis kecewa karena beberapa lagu dinyanyikan lipsync.  Apalagi sound system malam itu terasa banyak kekurangan untuk acara yang yang dihebohkan akan menjadi besar tersebut.

Beberapa penonton juga mengeluhkan dengan kebijakkan kamera yang tidak konsisten. Saat pemeriksaan tas selagi mengantri di pintu masuk, mereka dijelaskan bahwa kamera pocket diperkenankan dibawa kedalam lokasi konser. Namun saat mencoba menangkap momen dengan kamera mereka, justru pihak keamanan mengambil dan menghapus gambar-gambar yang telah diambil. Yang lebih mengecewakan, kebijakkan tidak boleh mengambil gambar tersebut tidak merata disemua kelas. Karena masih banyak penonton yang bebas mengambil gambar di kelas Festival dan VIP.

Banyaknya kursi yang masih kosong juga sempat membuat dahi berdenyit dan alis sedikit terangkat. Mungkin hal ini disebabkan banyaknya calon penonton merasa pembagian kelas tidak adil. Posisi VIP ‘bersebelahan’ dengan Tribun 2 (dengan selisih harga tiket hampir 2 juta). Belum lagi posisi duduk mereka sama-sama miring. Tiket Tribun 2 pun hampir mustahil didapat karena didistribusikan terlebih dahulu kepada fanbase tanpa pengumuman kepada calon penonton lain. Dan memang terbukti, Tribun 2 terisi penuh.

Ironisnya, Tribun 1 hanya terisi sekitar 40% nya saja. Hal ini karena harga tiket Tribun 1, dimana posisi duduk berada di paling belakang. sama dengan harga tiket Festival 1, posisi berdiri paling depan.

Pemandangan kosong pun juga terlihat di bagian VIP karena alasan yang sama diatas, dan juga posisi duduk yang justru miring, dirasa kurang menguntungkan oleh penonton.
Namun yang paling membuat saya kecewa adalah, betapa banyaknya sampah yang berhamburan ‘menyambut’ saya saat akan memasuki venue. Memang, mungkin penonton malam itu belum cukup peduli untuk membuang sampah pada tempatnya. Namun ada baiknya, pihak penyelenggara juga menyiapkan wadah untuk menampung sampah sementara para penonton yang sudah mengantri semenjak siang.

 Semoga masukan ini bisa menjadi kritik membangun untuk penyelenggaraan konser berikutnya. Dukung terus Indonesia menjadi negara tujuan artis, artis mana pun itu berasal. (tan-Li)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thanks for comment

Pencarian

free counters

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...