Arsip Blog

Sabtu, 18 Juni 2011

Paduan Suara Anak Indonesia Uji Vokal Sebelum ke Washinton DC

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/20110617_Konser_The_Musical_Treasure_of_Indonesia_(8).jpg
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak-anak itu mengekspresikan dirinya di atas panggung. Mereka bernyanyi, menari, melompat, dan bertepuk tangan mengikuti irama lagu 'Naik Delman', 'Ayo ke Laut', dan 'Gembira Berkumpul', yang dilantunkan secara berkesinambungan. Mereka menyuguhkan pertunjukan yang kompak, menarik, dan lucu.
Itulah pertunjukan yang dipersembahkan oleh Paduan Suara Anak Indonesia (PSAI) arahan Aida Swenson, pendiri sekaligus dirijen Indonesian Children-Youth dan Choir-Cordana.
Aida telah mengarahkan anak-anak tersebut sebagaimana mestinya. Ia sengaja memberikan kebebasan untuk mengekspresikan naluri berkesenian melalui tarik suara dan tarian tanpa harus menggurui.
"Berangkat dari anak-anak itu sendiri. Saya tidak mau mengajarkan mereka, tapi mengoptimalkan yang mereka punya sesuai keinginannya. Sebab, ada anak yang pemalu, ada anak yang langsung bisa mengeluarkan ekspresinya. Saya hanya mengajak karena pada dasarnya anak-anak suka nyanyi dan bergerak," ujarnya, usai pementasan The Musical Treasure of Indonesia, di Gedung Pusat Perfilm Haji Usmar Ismail (PPHUI), Kuningan, Jakarta.
Lagu yang dinyanyikan anak-anak itu sangat sederhana. Seperti Lagu Naik Delman yang diciptakan almarhum Pak Kasur. Lagu itu mengajarkan mereka bahwa pernah ada alat transportasi delman, yang nyaris punah keberadaannya di ibu kota.
Maklum, anak-anak itu lahir di kota besar. Zamannya juga sudah berubah. Ke mana-mana mereka terbiasa menggunakan kendaraan roda empat. "Delman itu di Jakarta mungkin sudah nggak ada. Paling tempat tertentu seperti Bogor kan. Mereka bisa tahu delman itu pernah eksis," terangnya.
Anak-anak yang berusia 5 sampai 12 tahun itu merupakan regenerasi akan melanjutkan seniornya yang akan bertolak ke Washington DC, Amerika Serikat dan Kanada. Mereka akan tampil di George Washington Memorial pada 24 Juni 2011, mendatang.
Mereka tak hanya tampil sebagai paduan suara. Tetapi juga membawa misi kebudayaan yang ada di Indonesia, yang terkenal keberagamannya, dengan menyanyikan lagu-lagu daerah sekaligus tariannya.
Untuk itu, mereka telah mempersiapkan lagu-lagu daerah yang ada di Indonesia. Sebut saja lagu Sin Sin Sibatumanikam asal Sumatera Utara yang diaransemen oleh EL Pohan. Mereka menyanyikannya dengan mengenakan pakaian adat Batak.
Begitu pula dengan lagu Janger asal Pulau Dewata, Bali yang diaransemen secara ciamik oleh Ronald Pohan. Mereka tidak hanya menyanyi, tetapi juga menari.
Pada dasarnya lagu-lagu daerah di Indonesia dinyanyikan untuk mengiringi tarian. Seperti pada tarian Saman Seudati dari Provinsi paling barat Indonesia, Aceh Darusalam. Tarian itu diiringi dengan lagu Rampai Aceh. Dan, penampilan Indonesian Children-Youth Cordana Choir itu sangat memesona. Nomor lain yang dinyanyikannya adalah Toki Tifa dari Papua,Umma Salih, dan Unite The Children of The World sebagai penutup.
Sekali lagi, di Gedung PPHUI, mereka menunjukkan kemampuannya bernyanyi dengan baik meskipun harus melakukan gerak tari yang agak rumit dan membutuhkan kekompakan itu. Alhasil, sama sekali mereka tidak kehilangan ritme tarian.
Penampilan mereka secara keseluruhan sangat jauh lebih baik dibandingkan saat di Marchantile Club Jakarta, WTC Building, Jalan Jendral Sudirman, Jakarta. Sebab, panggung di PPHUI jauh lebih besar sehingga mereka bebas bergerak. Sound systemnya juga jauh lebih bagus dan mendukung vokal mereka.
Selain manggung di Washington DC, pada 6 sampai 13 Juli 2011, mereka akan melanjutkan perjalanannya di Kanada untuk menjadi tamu kehormatan dalam rangkaian Festival 500, New Foundland, St. John.

Penulis: Willem Jonata  |   Editor: Ade Mayasanto
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thanks for comment

Pencarian

free counters

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...