Minggu, 04 Desember 2011

Terbukti, Singapura Butuh Lulusan Indonesia!

SINGAPURA, KOMPAS.com - Kebutuhan tenaga-tenaga ahli teknologi informasi (TI) Indonesia masih tinggi di Singapura yang merupakan salah satu negara barometer jasa di Asia Tenggara. Pemerintah Indonesia semestinya memberikan perhatian lebih terhadap kebutuhan tersebut.
Singapura ini kota jasa yang selektif terhadap kualitas SDM. Khususnya bidang TI sebagai kekuatan kami, ini tentu peluang ke depan untuk semakin memperkuatnya.
-- Harjanto Prabowo
Demikian diungkapkan Rektor Universitas Bina Nusantara (Binus University) Prof Harjanto Prabowo di acara Alumni Gathering Singapore Chapter di Novotel Clark Quay, Sabtu (3/12/2012). Harjanto mengatakan, dari 200 lebih alumni Binus yang terdata melalui gathering pertama di Singapura ini, 70 persen di antaranya adalah sarjana-sarjana lulusan bidang TI.
"Singapura ini kota jasa yang selektif terhadap kualitas SDM, apapun bidangnya. Khususnya bidang TI sebagai kekuatan kami, ini tentu peluang ke depan untuk semakin memperkuatnya. Terbukti, lulusan kita dibutuhkan di sini, dan punya masa depan," ujar Harjanto.
Terkait itu, lanjut Harjanto, Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan semestinya memberikan perhatian lebih mengenai hal ini, terutama perhatian lebih terhadap lulusan perguruan-perguruan tinggi swasta (PTS). Karena menurutnya, kebutuhan lulusan PTS di luar negeri, seperti Singapura ini, ternyata bukan hanya membawa hasil positif terhadap lulusan dan PTS yang bersangkutan, melainkan juga beban pemerintah pada lapangan kerja dan devisa.
Pengakuan tersebut pun diakui sebelumnya oleh Tho Lye Sam, Human Resources Director IBM ASEAN, dalam presentasinya bertema "Making the World Work Better" di kantor IBM Singapura, Jumat (2/12/2011). Ia mengatakan, lulusan-lulusan Indonesia untuk bidang TI mampu mengadaptasi kebutuhan SDM di perusahaan-perusahaan multinasional, seperti halnya IBM.
"Mereka adalah generasi-generasi muda yang berpikir global dengan bidang yang ditekuninya, itu seperti yang kami inginkan," kata Lye.
Lye menambahkan, untuk menampung kebutuhan tersebut, IBM merancang semacam program pendidikan yang disebut dengan IBM Academic Initiative. Program ini dilakukan bekerjasama dengan beberapa institusi akademik, termasuk perguruan-perguruan tinggi di Indonesia, seperti dengan Binus University, Universitas Gunadarma, Universitas Pelita Harapan, Universitas Indonesia, Politeknik Medan, Universitas Maranatha Bandung, serta Universitas Brawijaya, Malang.
"No charge, semua kami berikan gratis untuk semua akses teknologi IBM sebagai materi pembelajaran. Ada 1000 macam softwares serta ratusan modul pembelajaran kami berikan cuma-cuma untuk program ini," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thanks for comment

Pencarian

free counters

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...