PBB menobatkan SBY sebagai tokoh dunia yang dinilai berhasil mengurangi risiko bencana. SBY menunjuk Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Ma’arif untuk menerima penghargaan yang diberikan hanya sekali itu. Meski berhalangan hadir, SBY sempat memberikan sambutan melalui telekonferensi di Geneva.
Di hadapan beberapa kepala negara, menteri, dan 2.500 undangan, SBY menegaskan, penghargaan tersebut merupakan bentuk pengakuan dunia atas kerja keras Indonesia dalam mengurangi risiko bencana. Indonesia, ujarnya, sebagai salah satu negara paling rawan bencana harus mampu hidup harmoni dengan risiko bencana.
“Artinya, manajemen pengurangan risiko bencana harus menjadi bagian dalam setiap strategi pembangunan nasional, baik jangka pendek,menengah maupun jangka panjang,” tegas SBY di Jakarta kemarin. Sejak bencana besar tsunami Aceh pada 2004, ungkap Presiden, bangsa Indonesia terus berupaya membangun sistem nasional penanggulangan bencana.
Sementara itu, Kepala BNPB Syamsul Ma’arif menyatakan, penghargaan yang diterima Indonesia membuat negara- negara lain ingin bekerja sama mengenai penanggulangan bencana. Dia meminta semua pihak, khususnya kalangan media, untuk menyebarluaskan kabar mengenai penghargaan PBB bagi SBY ini. Sebab, menurut dia, pandangan masyarakat masih skeptis tentang kinerja SBY dalam pengurangan risiko bencana. Penghargaan ini merupakan bukti keberhasilan pemerintah.
“Penghargaan ini tidak jatuh dari langit. Ini bukan penghargaanamatiran. Penghargaan ini dari PBB,”tegas Syamsul. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, alasan PBB memberikan penghargaan bergengsi tersebut adalah karena SBY dinilai berperan aktif dalam platform global disaster risk reduction (DRR). Selain itu, SBY dinilai ikut mendorong pengarusutamaan pengurangan risiko bencana (PRB) dalam dokumen rencana pembangunan nasional. ●hendry sihaloho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thanks for comment