TEMPO Interaktif, Jakarta -Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan keyakinannya mengenai perekonomian Indonesia yang akan lebih kuat dalam beberapa tahun kedepan. Walaupun diakuinya masih ada banyak masalah yang berkaitan dengan kemiskinan, ketidakadilan, infrastruktur korupsi, dan inefisiensi biro-demokratis.
"Produk Domestik Bruto (PDB) mendekati Rp 1 triliun, dan kami berusaha menjadi 10 besar ekonomi dunia dalam dekade mendatang. Kami memiliki anggaran berimbang, karena kebijakan fiskal yang bijaksana. Hutang kita terhadap PDB 26 persen, terendah dalam sejarah," kata Yudhoyono dalam acara World Economic Forum on East Asia, di Hotel Shangri-La, Jakarta 12 JUni 2011.
Selain itu, kata dia, volume perdagangan dan cadangan devisa Indonesia saat ini berada pada rekor tinggi. Investasi asing yang meningkat tajam. Dan baru-baru ini pemerintah baru saja meluncurkan sebuah Rencana Induk untuk mempercepat dan memperluas perekonomian Indonesia dalam 15 tahun mendatang.
"Dalam beberapa tahun terakhir kami telah menerapkan apa yang disebut program anti-kemiskinan pro-masyarakat miskin terbesar dalam sejarah modern Indonesia, yang merupakan bagian dari strategi pembangunan "growth with equity","kata dia.
Menurut SBY, Indonesia telah sukses melewati beberapa momen penting yang cukup krusial seperti Krisis keuangan, ketidakstabilan politik, kerusuhan, flu burung, krisis konstitusional, konflik etnis, separatisme, serangan teroris, dan bencana alam. Tentu saja setiap transisi dan setiap transformasi membutuhkan waktu dan kerja keras.
"Hari ini, Indonesia berdiri bangga sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, ekonomi muncul dengan stabilitas politik, dengan kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif, dan sebagai anggota G-20, dan sebagai anggota pendiri dan tahun ini sebagai ketua ASEAN,"ujarnya.
MUNAWWAROH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thanks for comment